Menggali Makna Literasi Lebih dari Sekadar Baca, Tulis, dan Hitung
Di tengah perkembangan zaman yang serba cepat, banyak orang tua berlomba-lomba memastikan anak bisa membaca, menulis, dan berhitung (calistung) sejak dini. Padahal, literasi sejati tidak hanya sebatas tiga keterampilan teknis tersebut.
Sebuah video dari kanal YouTube "JanganJadi Guru" berjudul Memahami Literasi Tanpa Terjebak Calistung mengajak kita untuk melihat literasi secara lebih luas: sebagai kemampuan memahami, menganalisis, menginterpretasi, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk.
Kesalahan Umum: Literasi = Calistung
Banyak yang masih menganggap literasi hanya sebatas calistung. Padahal, anak yang hanya fokus menghafal huruf dan angka tanpa memahami maknanya berisiko kehilangan kemampuan berpikir kritis dan imajinatif.
Literasi sejati adalah fondasi bagi anak untuk:
Berpikir kritis dalam memecahkan masalah.
Berkomunikasi efektif dengan orang lain.
Memahami dunia di sekitarnya.
Bahaya Terlalu Dini Memaksa Anak Calistung
Fokus berlebihan pada calistung di usia dini dapat membawa dampak negatif:
1. Menghilangkan rasa ingin tahu alami anak.
2. Menurunkan minat baca karena belajar terasa sebagai beban.
3. Membatasi kreativitas dan imajinasi.
Anak mungkin bisa membaca kata demi kata, tapi tidak menikmati cerita atau memahami pesan di baliknya.
Peran Orang Tua dalam Membangun Literasi Anak Usia 4–10 Tahun
Daripada memaksa anak calistung, orang tua bisa menciptakan ekosistem literasi yang menyenangkan di rumah:
Membacakan cerita dengan ekspresif
Jadikan membaca momen seru. Ajak anak menebak jalan cerita, berdiskusi, dan berimajinasi.
Mengajak anak “membaca” lingkungan
Bacalah papan nama, menu restoran, atau label kemasan bersama anak.
Mengajukan pertanyaan terbuka
Ganti pertanyaan “ya/tidak” dengan pertanyaan yang memancing penjelasan dan ide.
Menyediakan bacaan beragam
Sediakan buku sesuai minat anak, dari cerita bergambar hingga pengetahuan sederhana.
Literasi Holistik: Bekal Seumur Hidup
Pendidikan anak seharusnya tidak hanya menargetkan keterampilan teknis calistung, tapi menumbuhkan kecintaan belajar. Anak yang memahami literasi secara holistik akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan, mampu berpikir kritis, dan adaptif di tengah perubahan.